DASAR KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI BISNIS
DISUSUN OLEH :
·
ALYA
KHAIRUNISA (50214916)
·
AYU
REGITA ANDINI (51214887)
·
CHAHYANI
INDAH PRATIWI (52214308)
·
EKKA
NARATAMA (53214449)
·
NATHASYA
MEITASARI (57214842)
·
RIZKY AMELIA PUTRI (59214670)
·
YAHYA
MUHLISINALA (5C214915)
KELAS :
2DF01
PROGRAM DIPLOMA TIGA BISNIS KEWIRAUSAHAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kata Pengantar
Puji syukur atas
kehadirat Allah swt atas Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Diharapkan semoga makalah ini
dapat memberi
informasi kepada kita semua.
Kami juga menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran pihak yang membangun dari semua pihak.
Akhir kata kami
sampaikan terimakasih atas semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini. Semoga Allah Swt
senantiasa memberkahi segala usaha kita.
Depok, Maret 2016
1.
Dasar
Komunikasi dan Komunikasi Bisnis
a.
Pengertian
dan cakupan Komunikasi
-
Pengertian
Kata “komunikasi” berasal
dari bahasa Latin, “comunis”, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Forsdale menyatakan
bahwa Pengertian Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk,
dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan
diterima dilakukan sesuai dengan aturan.
Colin
Cherry menyatakan bahwa Pengertian Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak
saling menggunakan informasi untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi
merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan
pembangkitan balasannya.
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
merupakan Komunikasi ialah seni
(art) dalam menyampaikan
(to express) informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain.
-
Cakupan
Komunikasi
Cakupan/Ruang Lingkup Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy
dalam buku Dimensi Komunikasi menyatakan bahwa ruang lingkup/cakupan komunikasi
sebagai berikut :
1.
Bentuk Komunikasi :
a) Personnal Communication (Komunikasi Pribadi) :Intrapersonnal
Communication (Komunikasi Intrapribadi)Interpersonnal Communication (Komunikasi
Interpersonal)
b) Group
Communication (Komunikasi Kelompok) :Small Group Communication (Lecture, Panel
Discussion, Symposium, Seminar,Brainstorming, Ect.)Large Group Communication /
Public Speaking.c) Mass Communication (Komunikasi Massa dengan medianya Pers,
Radio, TV, Film,dsb.)
2. Sifat Komunikasi :
a) Verbal : Oral (Ucapan) & Written (Tulisan)
b) Non-verbal : Kinesikal (bahasa tubuh), Gestural (gerak-gerik tubuh), Postural (sikap tubuh), Facial Expressions (akspresi muka), Symbolic Cloting (pakaian symbol), Signal (Bel, Bedug, Morse, Simapore), Pictorial (Poster, Billboard, Rambu-rambu lalu lintas)
a) Verbal : Oral (Ucapan) & Written (Tulisan)
b) Non-verbal : Kinesikal (bahasa tubuh), Gestural (gerak-gerik tubuh), Postural (sikap tubuh), Facial Expressions (akspresi muka), Symbolic Cloting (pakaian symbol), Signal (Bel, Bedug, Morse, Simapore), Pictorial (Poster, Billboard, Rambu-rambu lalu lintas)
3. Teknik Komunikasi : Journalism, Public Relations, Advertising, Exhibition / Exposition, Propaganda, Publicity Etc.
4. Metoda Komunikasi : Informative Communication, Persuasive Communication, Coersive / Intructive Communication
5. Fungsi Komunikasi : Public Information, Publik Education, Publik Persuasion, Publik Entertaiment.
6. Tujuan Komunikasi : Social Change / Social Participation, Attitude Change, Opinion Change, Behaviour Change
7. Model Komunikasi : One Step Flow Communication, Two Step Flow Communication, Multi Step Flow Communication
8. Bidang Komunikasi : Social Communication, Managemen Communication, Bussiness Communication, Political Communication, Cultural Communication, Traditional Communication, International Communication.
9. Sistem Komunikasi : Social Responsibility System & Authoritian System
10. Interaksi Komunikasi : Komunikasi Sosial
& Komunikasi Media (1994 : 10 –11)
b. Unsur-unsur
Komunikasi
Terdapat beberapa unsur dalam komunikasi antara
lain:
1.Komunikator.
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam proses komunikasi. Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan. Komunikator tidak hanya berperan sebagai pengirim pesan saja, namun juga memberikan respons dan menjawab pertanyaan yang disampaikan sebagai dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung. (Wikipedia)
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam proses komunikasi. Dengan kata lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan. Komunikator tidak hanya berperan sebagai pengirim pesan saja, namun juga memberikan respons dan menjawab pertanyaan yang disampaikan sebagai dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun tidak langsung. (Wikipedia)
2.Pesan/informasi
Pesan merupakan keseluruhan apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa kata-kata, tulisan, gambaran atau perantara lain. Pesan ini memiliki inti, yakni mengarah pada usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Inti pesan akan selalu mengarah pada tujuan akhir komunikasi itu.
Pesan merupakan keseluruhan apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa kata-kata, tulisan, gambaran atau perantara lain. Pesan ini memiliki inti, yakni mengarah pada usaha untuk mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Inti pesan akan selalu mengarah pada tujuan akhir komunikasi itu.
3.Sarana komunikasi/channel
Sarana komunikasi/channel biasa disebut dengan media yang digunakan sebagai penyalur pesan dalam proses komunikasi. Pemilihan sarana/media dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan.
Sarana komunikasi/channel biasa disebut dengan media yang digunakan sebagai penyalur pesan dalam proses komunikasi. Pemilihan sarana/media dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan.
4.Komunikan/penerima/receiver.
Komunikan merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok. Dalam proses komunikasi, komunikan adalah elemen penting karena dialah yang menjadi sasaran komunikasi dan bertanggung jawab untuk dapat mengerti pesan yang disampaikan dengan baik.
Komunikan merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator. Komunikan bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok. Dalam proses komunikasi, komunikan adalah elemen penting karena dialah yang menjadi sasaran komunikasi dan bertanggung jawab untuk dapat mengerti pesan yang disampaikan dengan baik.
5.Umpanbalik/feedback.
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus menerus bertukar peran.
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus menerus bertukar peran.
6.Dampak/effect
Dampak merupakan efek perbedaan yang dialami oleh komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan. Bila sikap dan tingkah laku komunikan berubah sesuai dengan isi pesan maka komunikasi telah berjalan dengan baik. Dampak/efek sesungguhnya dapat dilihat dari personal opinion, public opinion maupun majority opinion. Namun semuanya mengarah kepada perubahan yang terjadi pada komunikan setelah menerima pesan.
Dampak merupakan efek perbedaan yang dialami oleh komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan. Bila sikap dan tingkah laku komunikan berubah sesuai dengan isi pesan maka komunikasi telah berjalan dengan baik. Dampak/efek sesungguhnya dapat dilihat dari personal opinion, public opinion maupun majority opinion. Namun semuanya mengarah kepada perubahan yang terjadi pada komunikan setelah menerima pesan.
c. Bentuk Dasar Komunikasi
Komunikator yang efektif tentu saja
memiliki beberapa alat komunikasi bila
ingin menyampaikan suatu pesan. Mereka tahu bagaimana menempatkan kata yang
mampu membentuk suatu arti, bagaimana mengubah situasi menjadi lebih menarik,
bagaimana mengajak peserta untuk ikut aktif (berpartisipasi) dalam diskusi,
bagaimana menyelipkan humor yang mampu menghidupkan suasana, bagaimana
menyiapkan ruangan yang mampu menghidupkan diskusi, apakah dilakukan melalui
tulisan (written) atau ucapan/lisan (oral).
Pada dasarnya ada dua bentuk
komunikasi yang lazim digunakan dalam praktek dunia bisnis maupun nonbisnis
yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Masing-masing bentuk komunikasi tersebut
dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1. Komunikasi
Verbal (Verbal Communications)
Komunikasi
verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak
lain melalui tulisan (written) maupun
lisan (oral). Dalam kehidupan sehari-hari seperti Anda mengirim surat atau
telepon kepada orang tua Anda, teman Anda, pacar Anda, Anda berbincang-bincang
atau ngobrol dengan teman Anda, Anda ngerumpi dengan tangga sebelah, Anda
membaca puisi di depan kelas, Anda mempresentasikan makalah dalam suatu acara
seminar, Anda membaca surat kabar, majalah, jurnal, Anda mendengarkan radio,
menyaksikan dan mendengarkan acara televisi dan sejenisnya merupakan contoh
bentuk-bentuk komunikasi verbal.
Dalam dunia
bisnis, beberapa contoh komunikasi verbal antara lain penyampaian pesan melalui
surat, memo, teknologi komunikasi modern, rapat pimpinan, briefing kepada
karyawan, wawancara kerja, dan presentasi. Penyampaian pesan lewat tulisan
maupun lisan tentu memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca
atau mendengar apa yang akan dikatakan.
2. Komunikasi
Nonverbal
Bentuk komunikasi yang paling
mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi nonverbal. Menurut teori
antropology sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka telah menggunakan
gerakan-gerakan tubuh, bahasa isyarat (body language) sebagai alat untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku
yang ditunjukkan dengan komunikasi nonverbal:
• Seseorang yang menggigit giginya sendiri (istilah Jawanya : getem-getem)
untuk menunjukkan kemarahan.
• Seseorang yang sedang tersenyum dan melakukan jabat tangan dengan
orang lain untuk mewujudkan rasa senang, simpati dan penghormatan.
• Seseorang yang membuang muka (istilah Jawanya :mlengos) untuk
menunjukkan suatu sikap rasa tidak senang terhadap orang lain.
• Seseorang yang menggelengkan kepala untuk menunjukkan suatu sikap
menolak atau ketidaksetujuan terhadap sesuatu.
• Seseorang yang menganggukkan kepala sebagai tanda setuju atau OK.
• Pernahkah Anda memperhatikan seseorang yang "grogi"
(nervous) saat berpidato di depan umum? Coba simak dengan baik, bagaimana gerak
tangan dan kakinya? Bukankah tangan dan kakinya bergerak atau bergetar secara
tak teratur, bagaikan seseorang yang sedang kedinginan (bahasa Jawanya :
ngewel).
Pendek kata, dalam komunikasi
nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang berbagai perasaan
orang baik rasa senang, benci, cinta, rindu
dan berbagai macam perasaan lainnya. Lagi pula, komunikasi nonverbal berbeda
dengan komunikasi verbal didalam cara yang cukup mendasar.
Ada beberapa
jenis komunikasi nonverbal lainnya seperti arti suatu warna dan gerak-isyarat
tertentu, yang akan bervariasi dari suatu waktu ke waktu. Warna gelap seperti
hitam mempunyai makna kedukaan atau kesusahan. Coba Anda perhatikan pada saat
terjadinya musibah kematian seseorang (layatan),
maka kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian warna gelap (hitam).
Lain halnya dengan warna-warna cerah yang banyak dikenakan pada saat-saat
berlangsungnya suatu pesta. Itulah sebabnya maka warna juga
termasuk kedalam salah satu bentuk komunikasi nonverbal.
Komunikasi
nonverbal juga berbeda dengan komunikasi verbal dalam hal penyampaian suatu
pesan yaitu secara spontan. Pada umumnya, sebelum menyampaikan
sesuatu, seseorang sudah memiliki suatu rencana tentang apa yang ingin
dikatakan. Misalnya, ketika seseorang mengatakan "Tolong, bukakan pintu
itu," maka pada saat itu seseorang
dengan sadar telah mempunyai tujuan atau maksud tertentu. Tetapi, ketika
seseorang berkomunikasi secara nonverbal, ia seringkali melakukan sesuatu
secara tidak sadar.
Contoh yang
paling sederhana adalah ketika seseorang yang secara spontan mengerutkan dahi,
raut muka yang berubah, atau mata berkedip-kedip secara tidak sengaja atau
otomatis. Hal-hal tersebut merupakan
sesuatu yang bersifat alami (natural) dan tak pernah direncanakan sebelumnya.
Contoh lain, tatkala Anda melihat buku agenda kerja Anda dibuat mainan
anak-anak Anda yang masih lucu-lucu, maka apa reaksi Anda pada saat itu? Marah,
kesal, gemas campur jadi satu! Contoh lain lagi, ketika Anda memperoleh kabar
bahwa anak satu-satunya yang Anda sayangi memperoleh penghargaan sebagai juara
pertama dalam lomba penulisan karya ilmiah tingkat nasional! Apa reaksi anda
pada saat itu? Senang, gembira, terharu, jadi satu! Coba Anda perhatikan
bagaimana ekspresi wajah teman-teman Anda yang menghadapi masalah, kesusahan
maupun mereka yang senang atau gembira. Silahkan coba amati suasana kerja di
lingkungan Anda masig-masing!
d.
Bisnis Dalam
Pandangan Komunikasi
Dalam
konsep dan azas komunikasi modern yang lebih menekankan pada kebutuhan
komunikan dan kesiapan dari komunikan dalam proses komunikasi, hal ini lebih
pentinga dari fungsi pesan dan tujuan dari komunikator, ini disebabkan oleh
prinsip – prinsip yang lebih modern yang lebih mempertimbangkan dan
memperhitungkan pada peluang dari pada produksinya. Walaupun konsep permintaan
berkaitan dengan konsep permintaan (Anda dapat mempelajari ekonomi mikro),
tetapi dalam kenyataan di pasar tidak secara otomatis jika pada saat kelebihan
barang dan jasa secara langsung akan membuat pasar menjadi jenuh atau
sebaliknya dengan kelangkaan barang dan jasa akan menyebabkan timbulnya suatu
peluang pasar, mengapa demikian, hal ini disebabkan oleh :
1. Secara
realita psikologis suatu kebutuhan dapat diciptakan.
Kebutuhan akan
barang secara individual, dalam kontek ini peluang pasar dapat di buat dengan
mekanisme komunikasi secara berkesinambungan dengan membentuk nilai – nilai
social, preferensi dan fungsi.
2. Peluang
pasar ditentukan oleh citra, kebutuhan dan perilaku konsumen tentang barang dan
jasa. Jika suatu produk dapat menyakinkan konsumen dalam hal kredibilitas,
memiliki fungsi, ada jaminan keamanan dan memiliki keunggulan lain, maka
peluang pasar akan terbentuk.
Secara umum
selalu timbul permasalahan dimana konsumen – pasar tidak mengetahui informasi
dan keberadaa barang dan jasa di pasar, yang disebabkan umumnya kurang baik dan
kurang memadai dalam menjalankan strategi komunikasi. Hal ini harus
dikembangkan strategi komunikasi yang baik dan efektif ke pasar, yaitu dengan
menjalankan promosi, seperti :
a.
Kegiatan hubungan antar manusia
b.
Kegiatan hubungan masyarakat
c.
Kegiatan advertensi atau iklan
d.
Kegiatan promosi melalui media elektronik
e.
Kegiatan promosi dan penjualan melalui media internet
f.
Mengembangkan system informasi perusahaan
g.
Mengembangkan keahlian komunikator dalam bisnis
2. Peranan Komunikasi Dalam Bisnis
1. Tujuan dari Komunikasi Bisnis
Secara umum, ada tiga tujuan komunikasi bisnis
yaitu; memberi informasi (Informing) persuasi (persuading) dan melakukan
kolaborasi, (collaborating) dengan audiens (pelanggan).
a. Memberi informasi
Tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah
memberikan informasi yang berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak lain,
contoh seorang pemimpin perusahaan ingin mendapatkan pegawai yang diharapkan,
maka Dia memasang iklan melalui mass media, memasang websitus/situs di jalur
internet, dalam hal ini setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan dilihat
dari jangkauan dan biayanya, untuk itu harus memilih media mana yang akan
dipilih.
Dan itu tergantung pada kebijakan perusahaan
dengan melihat kemampuan internal perusahaan tersebut. Contoh yang lain
misalnya sebuah Departemen Store memasang tulisan discotn besar-besaran pada
produknya.
b. Memberi persuasi
Tujuan kedua komunikasi bisnis adalah
memberikan persuasi kepada pihak lain agar apa yang disampaikan dapat dipahami
dengan baik dan benar, hal ini sering dilakukan terutama yang berkaitan dengan
penegasan konfi rmasi pesanan pelanggan atau negoisasi dengan pelanggan, agar
kedua pihak memperoleh manfaat secara bersama-sama tanpa ada yang merasa
dirugikan.
c. Melakukan Kolaborasi
Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis adalah
melakukan kolaborasi, atau kerja sama bisnis antara seseorang dengan orang
lain, melalui jalinan komunikasi bisnis tersebut seseorang dapat dengan mudah
melakukan kerja sama bisnis, saat sekarang seiring dengan pesatnya kemajuan
teknologi komunikasi maka seseorang dapat menggunakan berbagai media
telekomunikasi seperti telpon, faksimile, telpon seluler, internet surat
elektronik, teleconference. Teknologi komunikasi tersebut sangat penting
artinya dalam pererat kerja sama bisnis
2.
Umpan Balik dan Bentuknya
-
Umpan Balik
Dalam setiap kegiatan komunikasi
merupakan kegiatan pengiriman dan penerimaan lambang ataupun keinginan untuk
mengubah pendapat orang lain yang merupakan juga suatu usaha untuk mengadakan
hubungan sosial. Pada peristiwa lain, seorang pimpinan menegur anak buahnya
karena berbuat kesalahan sehingga anak buah tersebut menyesali perbuatannya.
Pengarahan dan teguran tersebut disamakan dengan pesan (message), sedangkan
tepukan tangan dinamakan umpan balik. Antara umpan balik dan pesan terdapat
hubungan sebab akibat (causalitas). Pesan (message) itu dapat berbentuk
bermacam-macam seperti pidato, pengarahan, intruksi, tugas, perintah, analisis,
dll. Pesan dapat juga berbentuk tulisan, lisan, gambar-gambar dan bahkan
demonstrasi atau penghargaan. Umpan balik (feed back) pun dapat berbentuk
bermacam-macam seperti hasil (pelaksanaan suatu tugas), laporan, sikap yang
timbul, pertanyaan, reaksi, dsb. Sebagaimana pesan maka umpan balikpun dapat
berupa tulisan, lisan, peragaan, dsb. Umpan balik yang baik diperlukan
syarat-syarat tertentu antara lain :
1. Umpan balik hendaknya jujur
Umpan balik yang tidak jujur bersumber pada kebiasaan untuk menyenangkan orang lain, keinginan memberi nasihat, keinginan untuk menang dalam argumentasi, malah lebih buruk lagi apabia ada keinginan untuk mengambil muka, menjilat, dan menyakiti orang. Umpan balik seperti ini bukan saja berguna tapi merusak.
Umpan balik yang tidak jujur bersumber pada kebiasaan untuk menyenangkan orang lain, keinginan memberi nasihat, keinginan untuk menang dalam argumentasi, malah lebih buruk lagi apabia ada keinginan untuk mengambil muka, menjilat, dan menyakiti orang. Umpan balik seperti ini bukan saja berguna tapi merusak.
2.
Umpan balik hendaklah tentang sesuatu yang khusus dan jelas bukan sesuatu
secara umum dan kabur.
3.
Umpan balik hendaklah mengenai sesuatu dimana orang yang bersangkutan dapat
berbuat apa-apa. Umpan balik tentang sesuatu di mana orang yang bersangkutan
tidak dapat berbuat apa-apa adalah umpan balik yang tidak berguna dan malah
bisa menimbulkan perasaan mendongkol.
4.
Umpan balik hendaklah jangan bersifat penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah
judgement bukan evaluasi. Umpan balik yang bersifat penilaian yang jujur
sekalipun masih dapat menimbulkan akibat yang buruk, maka sebaiknya umpan balik
seperti itu dihindarkan.
5.
Umpan balik hendaklah deskriptif, sehingga betul-betul jelas . dalam hal ini
memerlukan gambaran apa yang dikehendaki jelas dan terang. Prinsip deskriptif
itu mengajarkan pula bahwa umpan balik hendaknya mengungkapkan juga yang baik
disamping sesuatu yang perlu diperbaiki lagi. Dalam hal ini kita sering lupa
selalu mengungkapkan yang buruk tanpa menyatakan yang baiknya sehingga jarang
sekali melihat titik-titik terang dalam pengembangan seseorang.
6.
Umpan balik hendaklah bersifat hasil oriented dan bukan person oriented. Dalam
hal ini maka yang diutamakan bukan orangnya tetapi kerjanya.
7.
Umpan balik hendaklah memperhatikan timing , tidak ada patokan tentang waktu.
-
Bentuk-bentuk umpan balik antara lain :
1. External Feedback
Umpan balik yang baik diterima langsung oleh komunikator dari komunikan.
Umpan balik yang baik diterima langsung oleh komunikator dari komunikan.
2. Internal Feedback
Umpan balik yang diterima komunikator bukan dari komunikan akan tetapi datang dari pesan itu sendiri atau dari komunikator itu sendri.
Umpan balik yang diterima komunikator bukan dari komunikan akan tetapi datang dari pesan itu sendiri atau dari komunikator itu sendri.
3. Direct Feedback atau Immediate
Feedback
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi, komunikan menggerakkan salah satu anggota badannya.
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi, komunikan menggerakkan salah satu anggota badannya.
4. Indirect Feedback atau
Delaiged Feedback
Dalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar, penyiar radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan waktu.
Dalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar, penyiar radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan waktu.
5. Inferential Feedback
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri ioleh komunikator meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri ioleh komunikator meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.
6. Zero Feedback
Artinya bahwa komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan meskipun komunikan menyampaikan umpan balik tersebut tidak dipahami oleh komunikator.
Artinya bahwa komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan meskipun komunikan menyampaikan umpan balik tersebut tidak dipahami oleh komunikator.
7. Neutral Feedback
Umpan balik yang netral berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan semula.
Umpan balik yang netral berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan semula.
8. Positive Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada kemunikan mendapat tanggapan positif, misalnya dengan adanya penerimaan pada pesan yang disampaikan.
Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada kemunikan mendapat tanggapan positif, misalnya dengan adanya penerimaan pada pesan yang disampaikan.
9. Negative Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator mendapat tantangan dari komunikan.
Komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator mendapat tantangan dari komunikan.
3.
Kesalahpahaman dalam komunikasi bisnis
Missunderstanding
(kesalahpahaman) merupakan salah satu kendala komunikasi efektif dan sangat
berpeluang menciptakan konflik. Suatu kondisi salah paham biasa dimunculkan
ketika suatu informsi yang diterima oleh seseorang memiliki makna atau esensi
yang berbeda dari yang dimaksudkan oleh si pemberi atau penyampai informasi.
Kesalahpahaman ini banyak sekali bentuknya, mulai dari hal-hal sepele dalam
kehidupan sehari-hari, sampai kesalahpahaman oleh kalangan elit politik yang
menentukan kehidupan orang banyak.
Salah satu bentuk kesalahpahaman
yang cukup “parah” adalah cultural misunderstanding, atau kesalahpahaman
kultural. Dalam hal ini, budaya dan kebiasaan yang melekat menjadi penghalang
terjalinnya komunikasi yang efektif. Misalnya, seorang lelaki Sunda memiliki
menantu pemuda Jawa. Saat si menantu akan makan, demi kesopanan dan etika, dia
menawari mertuanya. Di Jawa, untuk menawari makan orang yg lebih tua, digunakan
kata “dhahar” yang artinya sudah sangat halus. Padahal, jika kata “dhahar” ini
digunakan untuk orang Sunda, artinya menjadi sangat kasar, karena orang Sunda
menggunakan kata “tuang” untuk kata makan yang paling halus.
Rata-rata kesalahpahaman memang
terjadi pada komunikasi yang masih dasar, yakni tahapan komunikasi yang
menyenangkan. Dalam tahapan ini, komunikator dan komunikan merasa masih belum
perlu membahas masalah secara detail, sehingga kadang terselip beberapa poin
yang menjadi sumber kesalahpahaman. Berbeda dengan tahapan lain, misalnya
komunikasi untuk hubungan yg lebih baik, yang walaupun kadang tetap ada yg
namanya salah paham, namun sudah dalam jumlah yang minimal.
Kondisi kesalahpahaman semacam
ini umumnya disebabkan karena tingkat kemampuan berkomunikasi yang kurang baik,
entah itu dalam hal menyampaikan informasi maupun dalam hal menerima informasi.
Disini kemampuan berkomunikasi memegang peranan yang sangat penting.
Bagaimanapun juga, kemampuan berkomunikasi seseorang turut menentukan efektif
tidaknya hubungan yang dibangun dengan orang lain.
Ada beberapa cara untuk
menghindari kesalahpahaman. Yang paling penting adalah meningkatkan kemampuan
berkomunikasi. Kemampuan ini bisa kita tingkatkan dengan, misalnya, banyak
membaca koran atau tulisan lain yang memakai tata bahasa efektif dan
sistematis. Dengan rutin membaca, kosakata kita akan semakin kaya dan
mempermudah untuk menjalin komunikasi. Selain itu, jangan lupa tanyakan kepada
lawan bicara hal-hal yang kita belum jelas maksudnya.
Cara ini membantu untuk
menghindari salah paham akibat salah persepsi. Cara yang lain, tingkatkan
sensitivitas kita pada lawan bicara dan kurangi sensitivitas dari lawan bicara.
Dengan kata lain, tingkatkan kepekaan kita untuk merasakan perasaan lawan
bicara, agar kita lebih berhati-hati dalam memilih dan menyampaikan kata.
Sebaliknya, kurangi kepekaan kita dari kata-kata yang diucapkan oleh lawan
bicara. Jangan sampai kita tersinggung oleh hal-hal sepele, hanya karena kita
terlalu sensitif dalam menanggapi orang lain.
4. Memperbaiki
Komunikasi dalam Organisasi
Untuk
dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan, antara
lain : persepsi, ketetapan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan /
keserasian.
Komunikasi
yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan
memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan
1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan
http://tikadwityastuti.blogspot.co.id/2015/04/peranan-komunikasi-dalam-dunia-bisnis.html
3.Komunikasi dalam Organisasi
Pola Komunikasi
Bisnis
Menurut Djoko Purwanto (2003:26) Pola komunikasi (patterns of communications) dapat dibedakan kedalam pola komunikasi saluran komunikasi
formal yaitu:
a)
Komunikasi dari atas ke bawah
Menurut Katz dan Kahn, komunikasi dari atas ke bawah
mempunyai lima tujuan pokok, yaitu ;
• Untuk
memberikan pengarahan atau mstruksi kerja tertentu.
• Untuk
memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan.
• Untuk
memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional.
• Untuk
Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan.
• Untuk menyajikan informasi mengenai aspek
ideologi dalam membantu
organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan
yang ingin dicapai.
Salah satu kelemahan
komunikasi dari atas ke bawah adalah kemungkinan terjadinya penyaringan ataupun sensor
informasi penting yang ditujukan ke para
bawahannya. Dengan kata lain, informasi yang diterima para bawahan bisa jadi tidak selengkap aslinya.
b) Komunikasi dari bawah ke
atas
Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke
atas berarti alur informasi berasal dari bawahan menuju keatasan.
Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah adanya
kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi (laporan)
yang baik-baik saja, sedangkan informasi yang agaknya mempunyai kesan negatif
atau tidak disenangi oleh atasan cenderung disimpan dan tidak
disampaikan.
c)
Komunikasi horizontal
Komtmikasi horizontal atau sering disebut juga
adengan istilah komunikasi lateral adalah komunikasi yang terjadi
antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau
sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan
informasi kepada bagian/departemen yang memiliki kedudukan sejajar.
d) Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi ini melibatkan komunikasi antara dua tingkat/level organisasi yang berbeda. Bentuk komunikasi
Diagonal memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya adalah
• Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi tradisional.
•Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Salah satu kelemahannya adalah bahwa komunikasi ini
dapat mengganggu
jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal.
Mengelola
Komunikasi Bisnis
Ada 2 hal yang
perlu diperhatikan dalam mengelola komunikasi, yaitu :
1.
Penanganan pesan-pesan yang bersifat rutin
Untuk dapat
memaksimalkan manfaat dan meminimalkan biaya, seorang manajer perlu
memperhatikan hal berikut ini:
- Mengurangi
jumlah pesan
- Instruksi
yang jelas
- Mendelegasikan
tanggung jawab
- Melatih
petugas
- Penanganan
Krisis Komunikasi
Cara penanganan krisis di suatu perusahaan
tentu berbeda dengan perusahaan lain. Namun, munculnya krisis dalam suatu
perusahaan dapat mempunyai pengaruh terhadap masa depan produk maupun reputasi
perusahaan bersangkutan. Dalam kaitannya dengan krisis komunikasi tersebut, ada
2 falsafah dalam komunikasi yaitu:
1. Bersikap
diam, tidak mengatakan sesuatu, atau
2. Katakan apa
yang terjadi dan segera
Namun, beberapa ahli hubungan masyarakat
(public relation) menyarankan agar perusahaan menangkis rumor yang beredar
dalam masyarakat dengan cara menjelaskan dengan cara apa yang menjadi
masalahnya secara terbuka tanpa ditutup-tutupi kepada public (masyarakat umum)
dan karyawan-karyawannya. Pada saat yang sama, perusahaan harus mencari sumber
masalahnya dan berusaha mengendalikannya. Satu hal yang paling penting dalam
menangani setiap kasus adalah mengusahakan agar pikiran tetap dalam kondisi
tenag, kalem, dan tidak gegabah. Tenang dalam artian bahwa penanganan suatu
kasus perlu pemikiran jernih dan tidak dalam kondisi emosional. Suatu tanggapan
yang rasional akan membantu memberikan inspirasi untuk mempertinggi rasa
percaya diri.
Dalam situasi
krisis ekonomi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti :
- Siapkan
tim yang terampil atau cekatan dalam penanganan krisis
- Usahakan
agar manajemen puncak segera bertindak pada saat krisis terjadi
- Ciptakan
sebuah pusat informasi sebagai representasi perusahaan yang dilengkapi
dengan berbagai peralatan elektronik komunikasi
- Ceritakan
suatu kejadian secara menyeluruh, terbuka, dan jujur. Jika memang ada yang
salah segera mohon maaf
- Tunjukkan
keseriusahan perusahaan, bukan saja dalam pernyataan tetapi dalam wujud
nyata.
Masalah
Komunikasi Dalam Bisnis
Dalam
berbisnis, Anda perlu berkomunikasi. Dalam mengkomunikasikan bisnis, Anda
mungkin punya masalah. Ada enam kendala yang mungkin muncul dalam
mengkomunikasikan bisnis Anda. Berikut ini adalah rincian kendala itu dan cara
untuk mengatasinya.
1.
Struktur komunikasi yang buruk
Struktur sebuah komunikasi adalah faktor
esensial, yang menentukan baik-buruknya komunikasi bisnis Anda. Tidak penting
apakah audience Anda hanya satu orang atau ribuan orang, struktur komunikasi
yang baik tetaplah yang terbaik di tengah bisingnya lingkungan bisnis dan
pemasaran saat ini. Pesan Anda, tetap harus ‘terdengar’ di tengah
riuh-rendahnya semua itu.
Struktur komunikasi yang baik mengikuti pola:
– Pembukaan
– Isi
– Penutup
Kemudian: Umum -> khusus -> umum, atau
global -> detil -> global
2.
Penyampaian yang lemah
Tidak terlalu masalah apakah pesan komunikasi
Anda penting atau impresif, jika Anda menyampaikannya tanpa ‘tonjokan’, Anda
tidak bisa meyakinkan orang sesuai yang Anda harapkan. Lebih dari itu, jika
‘tonjokan’ Anda sudah telak pun, tetaplah pesan Anda perlu waktu untuk punya
efek.
Pesan Anda harus bertenaga. Pesan Anda tidak
boleh seperti lawakan yang tidak lucu.
Janganlah Anda campuradukkan antara penyajian
dengan penyajinya. Penyajinya mungkin pemalu, tapi jika pesannya bisa menonjok,
maka audience akan bergantung pada setiap kata yang keluar dari mulutnya. Jadi,
tidak usah ragu tentang siapa diri Anda. Khawatirlah tentang pesan Anda.
‘Menonjok’kah, atau hanya sekedar ‘mengelus-elus’ saja.
3.
Penggunaan media yang salah
Tak perlu Anda menyelenggarakan sebuah meeting
besar dengan menghadirkan semua orang dalam organisasi, hanya untuk
memberitahukan bahwa para pegawai kini tidak lagi mendapatkan ballpoint gratis
dari kantor. Memo kecil yang diedarkan sudah lebih dari cukup.
Begitu pula, pilihlah dengan tepat media
komunikasi bisnis Anda. Jika koran, apakah koran lokal atau koran nasional?
Jika TV apakah TV lokal atau TV nasional? Jika majalah, apakah semua majalah
atau majalah bisnis saja? Jika billboard, apakah memang perlu di setiap sudut
jalan? Apa yang menjadi pengecualian, mungkin hanya internet, karena murahnya
biaya.
Dalam berpresentasi, jika Anda menggunakan
PowerPoint, apakah memang perlu menjejalinya dengan segala data dan bagan yang
terkait? Apakah itu memang perlu atau bisa dilakukan hanya dengan selembar atau
dua lembar fotokopi?
Jika pesan Anda kompleks, maka berilah ruang
lebih untuk audience agar mereka bisa mencerna pesan Anda dengan lebih leluasa.
Di kamar tidur, di kamar mandi, di restoran, di mobil saat hendak ke kantor,
sambil berlari di treadmill, dan sebagainya. PowerPoint, hanya dilakukan di
ruangan tempat Anda bicara. Waktu audience sempit, dan mereka tidak punya
infocus di kamar mandinya.
Berilah ruang lebih bagi audience agar bisa
mencerna pesan Anda sesuai kecepatan mereka.
4.
Pesan yang campur aduk
Jika pesan Anda campur aduk, maka Anda tidak
merengkuh audience, melainkan mengasingkan mereka ke sebuah pulau terpencil di
kutub selatan sana.
Berhati-hatilah Anda dengan dua hal ini:
1. Menggunakan jargon yang mungkin dikenal,
tapi sulit dicerna dan dipahami.
2. Mencoba menghemat waktu dan kertas dengan
menjejalkan lebih dari satu pesan menjadi pesan tunggal.
Contoh 1:
Anda membuat pengumuman tentang pemotongan
anggaran untuk biaya telepon, yang di dalamnya managemen meminta para pegawai
untuk mengambil sikap dan perilaku tertentu, kemudian Anda sekaligus juga
mengumumkan tentang family gathering perusahaan.
Contoh 2:
Anda mengumumkan tentang larangan untuk memberi
hadiah kepada klien, dan pada saat yang sama Anda memberikan PENGECUALIAN untuk
klien baru tertentu yang berpotensi besar bagi perusahaan. Dan Anda, sama
sekali tidak memberi rincian dan pedoman tentang “klien baru berpotensi” itu.
5.
Salah audience
Salah audience, pasti dimulai dari diri Anda
sendiri. Misalnya, Anda memberikan topik A yang menurut Anda sedang hot di
pasaran. Dalam presentasi, Anda menyampaikan berbagai hal yang justru sedikit
sekali hubungannya dengan topik A. Menurut Robert Cialdini, presenter yang
demikian disebut dengan ‘smuggler of influence’. Jika hal demikian memang
disengaja, maka Anda bisa disebut sebagai ‘penjahat presentasi’.
Dalam faktanya, jika pun Anda sudah mati-matian
memilih topik yang menurut Anda tepat, tetaplah Anda berpeluang untuk menuai
audience yang salah. Dan jika kesalahan itu tak tertebus sampai dengan akhir
presentasi Anda, alias audience tidak memperoleh ‘keuntungan substitusi’ dari
presentasi Anda, maka Anda akan disesali oleh audience Anda.
QA Communication pun mengalami hal ini. Topik
workshop yang berjudul “CARA EDAN: LEBIH PERCAYA DIRI BERBICARA KUNCI SUKSES
MEMIMPIN, MENJUAL, DAN BERPRESENTASI”, masih menuai audience yang berharap
bahwa workshop itu adalah tentang teknik presentasi, atau setidaknya mencapai
percaya diri dengan teknik presentasi. Padahal, workshop itu adalah tentang
fenomena booster untuk rasa percaya diri berbicara, yang jauh lebih penting
dari persoalan teknis presentasi semata. Dan padahal, topik itu juga telah
diupayakan agar bisa menuai audience yang netral, yaitu siapapun yang ingin
percaya diri dalam berbicara. Di workshop berikutnya (ParaSpeaking dan
Performance Speaking), barulah mereka akan mendapatkannya. Gitu lho…
Hati-hati juga, jika Anda akan berpresentasi di
sebuah event di mana ada banyak penyaji selain Anda. Anda bisa terpengaruh
untuk ‘melakukan penyesuaian’ di detik-detik terakhir sebelum Anda maju dan
berbicara. Waspadalah karena Anda bisa terjebak pada perubahan yang justru tidak
Anda inginkan. Sekalipun, topik penyaji lain memang lebih menarik menurut Anda.
Salah audience, bisa menjadi kesia-siaan bagi
Anda dan tentu saja… audience Anda.
Pilihlah audience Anda dahulu, baru pilihlah
topik Anda.
6.
Lingkungan yang menganggu
Lingkungan yang mengganggu jelas kendala
komunikasi bisnis buat Anda. Suara nada sambung handphone saat Anda bicara
adalah contohnya. Apapun bentuknya, gangguan dari lingkungan akan membuat
bicara Anda tidak bisa optimal didengar.
Beberapa hal ini perlu Anda perhatikan:
– Suara Anda tidak terlalu keras
– Banyak audience yang mengobrol saat Anda
bicara
– Suara dari luar ruangan, dari jalanan,
raungan sirine dari ambulan, pemadam kebakaran atau polisi
– Suara dari ruangan sebelah
– Bunyi handphone dari kantong audience
– Interupsi
– Sesi bicara yang terlalu menegangkan
– Pikiran audience yang melanglang buana (lihat
mata mereka)
– Slide Anda (atau isinya) terlalu kecil atau
layarnya terlalu jauh
– Terlalu banyak daya tarik dari luar ruangan
karena pintu yang terbuka atau jendela yang tembus pandang
– AC ruangan terlalu dingin atau bahkan tidak
menyala
– Maaf, ada yang kentut di dalam ruangan yang
tertutup
Apapun harus Anda lakukan demi fokusnya
audience Anda. Sebab gangguan lingkungan, bisa membuat presentasi Anda hanya
berjarak selangkah dari ‘nothing’.
CONTOH KASUS dalam PERUSAHAAN
Pekerja Menuntut
Didalam hubungan komunikasi di suatu lingkungan kerja
atau perusahaan konflik antar individu akan sering terjadi. Konflik yang sering
terjadi biasanya adalah karena masalah komunikasi yang kurang baik. Sehingga
cara mengatasi konflik dalam perusahaan harus benar-benar dipahami manejemen
inti dari perusahaan, untuk meminimalisir dampak yang timbul.
Contoh Kasus:
Kru British Airways Mogok 3 Hari, 1.100 Penerbangan
Akan Dibatalkan
London – Maskapai penerbangan Inggris, British Airways
(BA) dilanda aksi mogok kerja para krunya. Ribuan kru kabin BA hari ini memulai
aksi mogok yang akan berlangsung tiga hari.
Mogok tersebut dilakukan untuk memprotes rencana
pengurangan ongkos operasional BA yang akan berdampak pada gaji pekerja.
Sebelumnya BA berencana menghemat belanja sebanyak
62,5 juta poundsterling untuk mengatasi dampak negatif yang muncul karena
menurunnya penumpang, fluktuasi harga bahan bakar dan persaingan dengan
maskapai lainnya.
Lebih dari 1.000 penerbangan BA akan mengalami
pembatalan selama tiga hari pemogokan tersebut. Mogok kerja ini dilakukan
setelah negosiasi antara pimpinan serikat dagang terbesar Inggris, Unite, Tony
Woodley dengan kepala eksekutif BA Willie Walsh menemui jalan buntu.
“Dengan kekecewaan besar saya harus katakan bahwa
semua negosiasi telah gagal,” kata Woodley kepada wartawan seperti dilansir
kantor berita AFP, Sabtu (20/3/2010).
“Perusahaan ini (BA) tidak ingin bernegosiasi,
perusahaan ini hanya ingin berperang dengan anggota-anggota saya,” imbuh
Woodley.
Total 1.100 penerbangan BA dari sekitar 1.950
penerbangan yang dijadwalkan selama aksi mogok ini akan dibatalkan.
BA bertekad untuk tetap menerbangkan setidaknya 60
persen penumpang dengan mengandalkan para staf yang tidak ikut mogok. BA juga
akan menggunakan 22 pesawat dengan pilot dan kru dari delapan maskapai Eropa
lainnya. (sumber: detik.com)
Penjelasan Kasus:
Permasalahan atau konflik yang terjadi antara karyawan
atau karyawati dengan atasan dalam masalah komunikasi harus di antisipasi
dengan baik dan dengan sistem yang terstruktur. Karena jika masalah komunikasi
antara atasan dan bawahan terjadi kemungkinan akan terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo.
Dari kasus tersebut, dapat dilakukan beberapa hal
untuk mengurangi masalah komunikasi dalam berbisnis, diantaranya:
1. Membentuk suatu sistem informasi yang terstruktur agar tidak terjadi
kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumuman atau
pengumuman melalui loudspeaker.
2. Membuat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancar dan
harmonis. Misalnya, dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi
melalui rapat rutin akan mengurangi masalah di lapangan.
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan,
pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam
organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi.
Jika masalah komunikasi dapat di antisipasi dengan
cara seperti diatas maka akan berkurangnya kekeliruan dalam berkomunikasi dan
dapat menjalankan suatu kegiatan dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar