DASAR KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI BISNIS
DISUSUN OLEH :
· ALYA
KHAIRUNISA (50214916)
· AYU
REGITA ANDINI (51214887)
·
CHAHYANI INDAH PRATIWI (52214308)
· EKKA
NARATAMA (53214449)
·
NATHASYA MEITASARI (57214842)
· RIZKY
AMELIA PUTRI (59214670)
· YAHYA
MUHLISINALA (5C214915)
KELAS :
2DF01
PROGRAM DIPLOMA TIGA BISNIS KEWIRAUSAHAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah swt atas Rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Diharapkan semoga makalah ini
dapat memberi informasi kepada kita semua.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran pihak yang
membangun dari semua pihak.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih atas semua
pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah Swt
senantiasa memberkahi segala usaha kita.
Depok, Maret 2016
1. Dasar
Komunikasi dan Komunikasi Bisnis
a. Pengertian dan cakupan Komunikasi
- Pengertian
Kata
“komunikasi” berasal dari bahasa Latin, “comunis”, yang berarti membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
Pawito dan C Sardjono (1994 : 12) mencoba
mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan
dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada
penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap
dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama
dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran
(the channel) dan penerima (the receiver).
Joseph A Devito mengemukakan komunikasi sebagai
transaksi. Transaksi yang dimaksudkannya bahwa komunikasi merupakan suatu
proses dimana komponen-komponennya saling terkait dan bahwa para komunikatornya
beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap
proses transaksi, setiap elemen berkaitan secara integral dengan elemen lain
(Suprapto, 2006 : 5).
“Komunikasi antarmanusia merupakan suatu rangkaian
proses yang halus dan sederhana. Selalu dipenuhi dengan berbagai unsur-sinyal,
sandi, arti tak peduli bagaimana sederhananya sebuah pesan atau kegiatan itu.
Komunikasi antarmanusia juga merupakan rangkaian proses yang beraneka ragam. Ia
dapat menggunakan beratus-ratus alat yang berbeda, baik kata maupun isyarat
ataupun kartu berlubang baik berupa percakapan pribadi maupun melalui media
massa dengan audience di seluruh dunia…ketika manusia berinteraksi saat itulah
mereka berkomunikasi…saat orang mengawasi orang lain, mereka melakukan melalui
komunikasi” (Blake dan Haroldsen, 2003 : 2-3).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi berasal dari akar kata yang maknanya selalu (1) melibatkan
pertukaran simbol atau tanda baik verbal maupun nonverbal, (2) terbangunnya
relasi kebersamaan antara komunikator dengan komunikan. Simbol atau tanda
verbal seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan. Sementara simbol atau tanda
nonverbal seperti mimic, gerak-gerik serta suara. Terbangunnya relasi kebersamaan
ini bukan selalu sebagai hubungan yang positif seperti keakraban atau keintiman
melainkan terbentuknya kontak hubungan antara pengirim pesan dengan penerima
pesan melalui simbol atau tanda-tanda tertentu yang bersifat verbal atau
nonverbal. Aplikasi kontak simbol ini baik dilakukan dengan diri sendiri
(intrapersonal) maupun dengan pihak lain (antarpersonal).
- Cakupan Komunikasi
Cakupan/Ruang Lingkup Komunikasi Menurut Onong
Uchjana Effendy dalam buku Dimensi Komunikasi menyatakan bahwa ruang
lingkup/cakupan komunikasi sebagai berikut :
1. Bentuk Komunikasi :
a) Personnal Communication (Komunikasi Pribadi)
:Intrapersonnal Communication (Komunikasi Intrapribadi)Interpersonnal
Communication (Komunikasi Interpersonal)
b) Group
Communication (Komunikasi Kelompok) :Small Group Communication (Lecture, Panel
Discussion, Symposium, Seminar,Brainstorming, Ect.)Large Group Communication /
Public Speaking.c) Mass Communication (Komunikasi Massa dengan medianya Pers,
Radio, TV, Film,dsb.)
2. Sifat Komunikasi :
a) Verbal : Oral (Ucapan) & Written (Tulisan)
b) Non-verbal : Kinesikal (bahasa tubuh), Gestural
(gerak-gerik tubuh), Postural (sikap tubuh), Facial Expressions (akspresi
muka), Symbolic Cloting (pakaian symbol), Signal (Bel, Bedug, Morse, Simapore),
Pictorial (Poster, Billboard, Rambu-rambu lalu lintas)
3. Teknik Komunikasi : Journalism, Public Relations,
Advertising, Exhibition / Exposition, Propaganda, Publicity Etc.
4. Metoda Komunikasi : Informative Communication,
Persuasive Communication, Coersive / Intructive Communication
5. Fungsi Komunikasi : Public Information, Publik
Education, Publik Persuasion, Publik Entertaiment.
6. Tujuan Komunikasi : Social Change / Social
Participation, Attitude Change, Opinion Change, Behaviour Change
7. Model Komunikasi : One Step Flow Communication,
Two Step Flow Communication, Multi Step Flow Communication
8. Bidang Komunikasi : Social Communication,
Managemen Communication, Bussiness Communication, Political Communication,
Cultural Communication, Traditional Communication, International Communication.
9. Sistem Komunikasi : Social Responsibility System
& Authoritian System
10. Interaksi Komunikasi : Komunikasi Sosial &
Komunikasi Media (1994 : 10 –11)
b. Unsur-unsur Komunikasi
Terdapat beberapa unsur dalam komunikasi antara
lain:
1.Komunikator.
Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai
pengirim pesan dalam proses komunikasi. Dengan kata lain, komunikator merupakan
seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam
sebuah hubungan. Komunikator tidak hanya berperan sebagai pengirim pesan saja,
namun juga memberikan respons dan menjawab pertanyaan yang disampaikan sebagai
dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik secara langsung maupun
tidak langsung. (Wikipedia)
2.Pesan/informasi
Pesan merupakan keseluruhan apa yang disampaikan
oleh komunikator. Pesan dapat berupa kata-kata, tulisan, gambaran atau
perantara lain. Pesan ini memiliki inti, yakni mengarah pada usaha untuk
mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Inti pesan akan selalu mengarah pada
tujuan akhir komunikasi itu.
3.Sarana komunikasi/channel
Sarana komunikasi/channel biasa disebut dengan media
yang digunakan sebagai penyalur pesan dalam proses komunikasi. Pemilihan
sarana/media dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan
disampaikan.
4.Komunikan/penerima/receiver.
Komunikan merupakan penerima pesan atau berita yang
disampaikan oleh komunikator. Komunikan bisa terdiri satu orang atau lebih,
bisa dalam bentuk kelompok. Dalam proses komunikasi, komunikan adalah elemen
penting karena dialah yang menjadi sasaran komunikasi dan bertanggung jawab
untuk dapat mengerti pesan yang disampaikan dengan baik.
5.Umpanbalik/feedback.
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan
atas pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. Pada komunikasi yang
dinamis, komunikator dan komunikan terus menerus bertukar peran.
6.Dampak/effect
Dampak merupakan efek perbedaan yang dialami oleh
komunikan sebelum dan sesudah menerima pesan. Bila sikap dan tingkah laku
komunikan berubah sesuai dengan isi pesan maka komunikasi telah berjalan dengan
baik. Dampak/efek sesungguhnya dapat dilihat dari personal opinion, public
opinion maupun majority opinion. Namun semuanya mengarah kepada perubahan yang
terjadi pada komunikan setelah menerima pesan.
c. Bentuk Dasar Komunikasi
Komunikator yang efektif tentu saja memiliki beberapa alat komunikasi
bila ingin menyampaikan suatu pesan. Mereka tahu bagaimana menempatkan kata
yang mampu membentuk suatu arti, bagaimana mengubah situasi menjadi lebih
menarik, bagaimana mengajak peserta untuk ikut aktif (berpartisipasi) dalam
diskusi, bagaimana menyelipkan humor yang mampu menghidupkan suasana, bagaimana
menyiapkan ruangan yang mampu menghidupkan diskusi, apakah dilakukan melalui
tulisan (written) atau ucapan/lisan (oral).
Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi
yang lazim digunakan dalam praktek dunia bisnis maupun nonbisnis yaitu
komunikasi verbal dan nonverbal. Masing-masing bentuk komunikasi tersebut dapat
dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
1. Komunikasi
Verbal (Verbal Communications)
Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk
komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) maupun
lisan (oral). Dalam kehidupan sehari-hari seperti Anda mengirim surat atau
telepon kepada orang tua Anda, teman Anda, pacar Anda, Anda berbincang-bincang
atau ngobrol dengan teman Anda, Anda ngerumpi dengan tangga sebelah, Anda
membaca puisi di depan kelas, Anda mempresentasikan makalah dalam suatu acara
seminar, Anda membaca surat kabar, majalah, jurnal, Anda mendengarkan radio,
menyaksikan dan mendengarkan acara televisi dan sejenisnya merupakan contoh
bentuk-bentuk komunikasi verbal.
Dalam dunia bisnis, beberapa contoh komunikasi
verbal antara lain penyampaian pesan melalui surat, memo, teknologi komunikasi
modern, rapat pimpinan, briefing kepada karyawan, wawancara kerja, dan
presentasi. Penyampaian pesan lewat tulisan maupun lisan tentu memiliki suatu
harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang akan
dikatakan.
2. Komunikasi Nonverbal
Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah
komunikasi nonverbal. Menurut teori antropology sebelum manusia menggunakan
kata-kata, mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa isyarat (body
language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini
adalah beberapa contoh perilaku yang ditunjukkan dengan komunikasi nonverbal:
• Seseorang yang menggigit giginya sendiri (istilah
Jawanya : getem-getem) untuk menunjukkan kemarahan.
• Seseorang yang sedang tersenyum dan melakukan
jabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan rasa senang, simpati dan
penghormatan.
• Seseorang yang membuang muka (istilah Jawanya
:mlengos) untuk menunjukkan suatu sikap rasa tidak senang terhadap orang lain.
• Seseorang yang menggelengkan kepala untuk
menunjukkan suatu sikap menolak atau ketidaksetujuan terhadap sesuatu.
• Seseorang yang menganggukkan kepala sebagai tanda
setuju atau OK.
• Pernahkah Anda memperhatikan seseorang yang
"grogi" (nervous) saat berpidato di depan umum? Coba simak dengan
baik, bagaimana gerak tangan dan kakinya? Bukankah tangan dan kakinya bergerak
atau bergetar secara tak teratur, bagaikan seseorang yang sedang kedinginan
(bahasa Jawanya : ngewel).
Pendek kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu
kesimpulan tentang berbagai perasaan orang baik rasa senang, benci, cinta,
rindu dan berbagai macam perasaan lainnya. Lagi pula, komunikasi nonverbal
berbeda dengan komunikasi verbal didalam cara yang cukup mendasar.
Ada beberapa jenis komunikasi nonverbal lainnya
seperti arti suatu warna dan gerak-isyarat tertentu, yang akan bervariasi dari
suatu waktu ke waktu. Warna gelap seperti hitam mempunyai makna kedukaan atau
kesusahan. Coba Anda perhatikan pada saat terjadinya musibah kematian seseorang
(layatan), maka kebanyakan dari mereka mengenakan pakaian warna gelap (hitam).
Lain halnya dengan warna-warna cerah yang banyak dikenakan pada saat-saat
berlangsungnya suatu pesta. Itulah sebabnya maka warna juga termasuk kedalam
salah satu bentuk komunikasi nonverbal.
Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi verbal dalam hal
penyampaian suatu pesan yaitu secara spontan. Pada umumnya, sebelum
menyampaikan sesuatu, seseorang sudah memiliki suatu rencana tentang apa yang
ingin dikatakan. Misalnya, ketika seseorang mengatakan "Tolong, bukakan
pintu itu," maka pada saat itu
seseorang dengan sadar telah mempunyai tujuan atau maksud tertentu. Tetapi,
ketika seseorang berkomunikasi secara nonverbal, ia seringkali melakukan
sesuatu secara tidak sadar.
Contoh yang paling sederhana adalah ketika seseorang
yang secara spontan mengerutkan dahi, raut muka yang berubah, atau mata
berkedip-kedip secara tidak sengaja atau otomatis. Hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang
bersifat alami (natural) dan tak pernah direncanakan sebelumnya. Contoh lain,
tatkala Anda melihat buku agenda kerja Anda dibuat mainan anak-anak Anda yang
masih lucu-lucu, maka apa reaksi Anda pada saat itu? Marah, kesal, gemas campur
jadi satu! Contoh lain lagi, ketika Anda memperoleh kabar bahwa anak
satu-satunya yang Anda sayangi memperoleh penghargaan sebagai juara pertama
dalam lomba penulisan karya ilmiah tingkat nasional! Apa reaksi anda pada saat
itu? Senang, gembira, terharu, jadi satu! Coba Anda perhatikan bagaimana
ekspresi wajah teman-teman Anda yang menghadapi masalah, kesusahan maupun
mereka yang senang atau gembira. Silahkan coba amati suasana kerja di
lingkungan Anda masig-masing!
d. Bisnis
Dalam Pandangan Komunikasi
Dalam konsep dan azas komunikasi
modern yang lebih menekankan pada kebutuhan komunikan dan kesiapan dari
komunikan dalam proses komunikasi, hal ini lebih pentinga dari fungsi pesan dan
tujuan dari komunikator, ini disebabkan oleh prinsip – prinsip yang lebih
modern yang lebih mempertimbangkan dan memperhitungkan pada peluang dari pada
produksinya. Walaupun konsep permintaan berkaitan dengan konsep permintaan
(Anda dapat mempelajari ekonomi mikro), tetapi dalam kenyataan di pasar tidak
secara otomatis jika pada saat kelebihan barang dan jasa secara langsung akan
membuat pasar menjadi jenuh atau sebaliknya dengan kelangkaan barang dan jasa
akan menyebabkan timbulnya suatu peluang pasar, mengapa demikian, hal ini
disebabkan oleh :
1. Secara
realita psikologis suatu kebutuhan dapat diciptakan.
Kebutuhan akan barang secara individual, dalam
kontek ini peluang pasar dapat di buat dengan mekanisme komunikasi secara
berkesinambungan dengan membentuk nilai – nilai social, preferensi dan fungsi.
2. Peluang
pasar ditentukan oleh citra, kebutuhan dan perilaku konsumen tentang barang dan
jasa. Jika suatu produk dapat menyakinkan konsumen dalam hal kredibilitas,
memiliki fungsi, ada jaminan keamanan dan memiliki keunggulan lain, maka
peluang pasar akan terbentuk.
Secara umum selalu timbul permasalahan dimana
konsumen – pasar tidak mengetahui informasi dan keberadaa barang dan jasa di
pasar, yang disebabkan umumnya kurang baik dan kurang memadai dalam menjalankan
strategi komunikasi. Hal ini harus dikembangkan strategi komunikasi yang baik
dan efektif ke pasar, yaitu dengan menjalankan promosi, seperti :
a. Kegiatan hubungan antar manusia
b. Kegiatan hubungan masyarakat
c. Kegiatan advertensi atau iklan
d. Kegiatan promosi melalui media elektronik
e. Kegiatan promosi dan penjualan melalui media internet
f. Mengembangkan system informasi perusahaan
g. Mengembangkan keahlian komunikator dalam bisnis
2. Peranan Komunikasi Dalam Bisnis
1. Tujuan dari Komunikasi Bisnis
Secara umum, ada tiga tujuan komunikasi bisnis
yaitu; memberi informasi (Informing) persuasi (persuading) dan melakukan
kolaborasi, (collaborating) dengan audiens (pelanggan).
a. Memberi informasi
Tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah
memberikan informasi yang berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak lain,
contoh seorang pemimpin perusahaan ingin mendapatkan pegawai yang diharapkan,
maka Dia memasang iklan melalui mass media, memasang websitus/situs di jalur
internet, dalam hal ini setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan dilihat
dari jangkauan dan biayanya, untuk itu harus memilih media mana yang akan
dipilih.
Dan itu tergantung pada kebijakan perusahaan dengan
melihat kemampuan internal perusahaan tersebut. Contoh yang lain misalnya
sebuah Departemen Store memasang tulisan discotn besar-besaran pada produknya.
b. Memberi persuasi
Tujuan kedua komunikasi bisnis adalah memberikan
persuasi kepada pihak lain agar apa yang disampaikan dapat dipahami dengan baik
dan benar, hal ini sering dilakukan terutama yang berkaitan dengan penegasan
konfi rmasi pesanan pelanggan atau negoisasi dengan pelanggan, agar kedua pihak
memperoleh manfaat secara bersama-sama tanpa ada yang merasa dirugikan.
c. Melakukan Kolaborasi
Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis adalah
melakukan kolaborasi, atau kerja sama bisnis antara seseorang dengan orang
lain, melalui jalinan komunikasi bisnis tersebut seseorang dapat dengan mudah
melakukan kerja sama bisnis, saat sekarang seiring dengan pesatnya kemajuan
teknologi komunikasi maka seseorang dapat menggunakan berbagai media
telekomunikasi seperti telpon, faksimile, telpon seluler, internet surat
elektronik, teleconference. Teknologi komunikasi tersebut sangat penting
artinya dalam pererat kerja sama bisnis
2. Umpan
Balik dan Bentuknya
-Umpan Balik
Dalam setiap kegiatan komunikasi merupakan kegiatan
pengiriman dan penerimaan lambang ataupun keinginan untuk mengubah pendapat
orang lain yang merupakan juga suatu usaha untuk mengadakan hubungan sosial.
Pada peristiwa lain, seorang pimpinan menegur anak buahnya karena berbuat
kesalahan sehingga anak buah tersebut menyesali perbuatannya. Pengarahan dan
teguran tersebut disamakan dengan pesan (message), sedangkan tepukan tangan
dinamakan umpan balik. Antara umpan balik dan pesan terdapat hubungan sebab
akibat (causalitas). Pesan (message) itu dapat berbentuk bermacam-macam seperti
pidato, pengarahan, intruksi, tugas, perintah, analisis, dll. Pesan dapat juga
berbentuk tulisan, lisan, gambar-gambar dan bahkan demonstrasi atau
penghargaan. Umpan balik (feed back) pun dapat berbentuk bermacam-macam seperti
hasil (pelaksanaan suatu tugas), laporan, sikap yang timbul, pertanyaan,
reaksi, dsb. Sebagaimana pesan maka umpan balikpun dapat berupa tulisan, lisan,
peragaan, dsb. Umpan balik yang baik diperlukan syarat-syarat tertentu antara
lain :
1. Umpan balik hendaknya jujur
Umpan balik yang tidak jujur bersumber pada
kebiasaan untuk menyenangkan orang lain, keinginan memberi nasihat, keinginan
untuk menang dalam argumentasi, malah lebih buruk lagi apabia ada keinginan
untuk mengambil muka, menjilat, dan menyakiti orang. Umpan balik seperti ini
bukan saja berguna tapi merusak.
2. Umpan balik hendaklah tentang sesuatu yang khusus
dan jelas bukan sesuatu secara umum dan kabur.
3. Umpan balik hendaklah mengenai sesuatu dimana
orang yang bersangkutan dapat berbuat apa-apa. Umpan balik tentang sesuatu di
mana orang yang bersangkutan tidak dapat berbuat apa-apa adalah umpan balik
yang tidak berguna dan malah bisa menimbulkan perasaan mendongkol.
4. Umpan balik hendaklah jangan bersifat penilaian.
Penilaian yang dimaksud adalah judgement bukan evaluasi. Umpan balik yang
bersifat penilaian yang jujur sekalipun masih dapat menimbulkan akibat yang
buruk, maka sebaiknya umpan balik seperti itu dihindarkan.
5. Umpan balik hendaklah deskriptif, sehingga
betul-betul jelas . dalam hal ini memerlukan gambaran apa yang dikehendaki
jelas dan terang. Prinsip deskriptif itu mengajarkan pula bahwa umpan balik
hendaknya mengungkapkan juga yang baik disamping sesuatu yang perlu diperbaiki
lagi. Dalam hal ini kita sering lupa selalu mengungkapkan yang buruk tanpa
menyatakan yang baiknya sehingga jarang sekali melihat titik-titik terang dalam
pengembangan seseorang.
6. Umpan balik hendaklah bersifat hasil oriented dan
bukan person oriented. Dalam hal ini maka yang diutamakan bukan orangnya tetapi
kerjanya.
7. Umpan balik hendaklah memperhatikan timing ,
tidak ada patokan tentang waktu.
- Bentuk-bentuk umpan balik antara lain :
1. External Feedback
Umpan balik yang baik diterima langsung oleh
komunikator dari komunikan.
2. Internal Feedback
Umpan balik yang diterima komunikator bukan dari
komunikan akan tetapi datang dari pesan itu sendiri atau dari komunikator itu
sendri.
3. Direct Feedback atau Immediate Feedback
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi,
komunikan menggerakkan salah satu anggota badannya.
4. Indirect Feedback atau Delaiged Feedback
Dalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar,
penyiar radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan waktu.
5. Inferential Feedback
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa
yang disimpulkan sendiri ioleh komunikator meskipun secara tidak langsung akan
tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.
6. Zero Feedback
Artinya bahwa komunikasi yang disampaikan oleh
kemunikator kepada komunikan meskipun komunikan menyampaikan umpan balik
tersebut tidak dipahami oleh komunikator.
7. Neutral Feedback
Umpan balik yang netral berarti bahwa informasi yang
diterima kembali oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan
semula.
8. Positive Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada
kemunikan mendapat tanggapan positif, misalnya dengan adanya penerimaan pada
pesan yang disampaikan.
9. Negative Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator
mendapat tantangan dari komunikan.
3. Kesalahpahaman dalam komunikasi bisnis
Missunderstanding (kesalahpahaman) merupakan salah
satu kendala komunikasi efektif dan sangat berpeluang menciptakan konflik.
Suatu kondisi salah paham biasa dimunculkan ketika suatu informsi yang diterima
oleh seseorang memiliki makna atau esensi yang berbeda dari yang dimaksudkan
oleh si pemberi atau penyampai informasi. Kesalahpahaman ini banyak sekali
bentuknya, mulai dari hal-hal sepele dalam kehidupan sehari-hari, sampai
kesalahpahaman oleh kalangan elit politik yang menentukan kehidupan orang
banyak.
Salah satu bentuk kesalahpahaman yang cukup “parah”
adalah cultural misunderstanding, atau kesalahpahaman kultural. Dalam hal ini,
budaya dan kebiasaan yang melekat menjadi penghalang terjalinnya komunikasi
yang efektif. Misalnya, seorang lelaki Sunda memiliki menantu pemuda Jawa. Saat
si menantu akan makan, demi kesopanan dan etika, dia menawari mertuanya. Di
Jawa, untuk menawari makan orang yg lebih tua, digunakan kata “dhahar” yang
artinya sudah sangat halus. Padahal, jika kata “dhahar” ini digunakan untuk
orang Sunda, artinya menjadi sangat kasar, karena orang Sunda menggunakan kata
“tuang” untuk kata makan yang paling halus.
Rata-rata kesalahpahaman memang terjadi pada
komunikasi yang masih dasar, yakni tahapan komunikasi yang menyenangkan. Dalam
tahapan ini, komunikator dan komunikan merasa masih belum perlu membahas
masalah secara detail, sehingga kadang terselip beberapa poin yang menjadi
sumber kesalahpahaman. Berbeda dengan tahapan lain, misalnya komunikasi untuk
hubungan yg lebih baik, yang walaupun kadang tetap ada yg namanya salah paham,
namun sudah dalam jumlah yang minimal.
Kondisi kesalahpahaman semacam ini umumnya
disebabkan karena tingkat kemampuan berkomunikasi yang kurang baik, entah itu
dalam hal menyampaikan informasi maupun dalam hal menerima informasi. Disini
kemampuan berkomunikasi memegang peranan yang sangat penting. Bagaimanapun
juga, kemampuan berkomunikasi seseorang turut menentukan efektif tidaknya
hubungan yang dibangun dengan orang lain.
Ada beberapa cara untuk menghindari kesalahpahaman.
Yang paling penting adalah meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Kemampuan ini
bisa kita tingkatkan dengan, misalnya, banyak membaca koran atau tulisan lain
yang memakai tata bahasa efektif dan sistematis. Dengan rutin membaca, kosakata
kita akan semakin kaya dan mempermudah untuk menjalin komunikasi. Selain itu,
jangan lupa tanyakan kepada lawan bicara hal-hal yang kita belum jelas
maksudnya.
Cara ini membantu untuk menghindari salah paham
akibat salah persepsi. Cara yang lain, tingkatkan sensitivitas kita pada lawan
bicara dan kurangi sensitivitas dari lawan bicara. Dengan kata lain, tingkatkan
kepekaan kita untuk merasakan perasaan lawan bicara, agar kita lebih
berhati-hati dalam memilih dan menyampaikan kata. Sebaliknya, kurangi kepekaan
kita dari kata-kata yang diucapkan oleh lawan bicara. Jangan sampai kita
tersinggung oleh hal-hal sepele, hanya karena kita terlalu sensitif dalam
menanggapi orang lain.
4.
Memperbaiki Komunikasi dalam Organisasi
Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif
diperlukan beberapa persyaratan, antara lain : persepsi, ketetapan,
kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan / keserasian.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai
hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim
dan si penerima pesan
http://tikadwityastuti.blogspot.co.id/2015/04/peranan-komunikasi-dalam-dunia-bisnis.html
3.Komunikasi dalam Organisasi
Pola Komunikasi Bisnis
Menurut Djoko Purwanto (2003:26) Pola komunikasi
(patterns of communications) dapat dibedakan kedalam pola komunikasi saluran
komunikasi formal yaitu:
a)
Komunikasi dari atas ke bawah
Menurut Katz dan Kahn, komunikasi dari atas ke bawah
mempunyai lima tujuan pokok, yaitu ;
• Untuk memberikan pengarahan atau mstruksi kerja
tertentu.
• Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan
harus dilaksanakan.
• Untuk memberikan informasi tentang prosedur dan
praktik organisasional.
• Untuk Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja
kepada para karyawan.
• Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideologi
dalam membantu
organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang
ingin dicapai.
Salah satu kelemahan komunikasi dari atas ke bawah
adalah kemungkinan terjadinya penyaringan ataupun sensor informasi penting yang
ditujukan ke para bawahannya. Dengan kata lain, informasi yang diterima para
bawahan bisa jadi tidak selengkap aslinya.
b)
Komunikasi dari bawah ke atas
Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke
atas berarti alur informasi berasal dari bawahan menuju keatasan. Salah satu
kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah adanya kemungkinan bawahan hanya
menyampaikan informasi (laporan) yang baik-baik saja, sedangkan informasi yang
agaknya mempunyai kesan negatif atau tidak disenangi oleh atasan cenderung
disimpan dan tidak disampaikan.
c) Komunikasi
horizontal
Komtmikasi horizontal atau sering disebut juga
adengan istilah komunikasi lateral adalah komunikasi yang terjadi antara
bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu
organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi,
mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian/departemen yang memiliki
kedudukan sejajar.
d)
Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi ini melibatkan komunikasi antara
dua tingkat/level organisasi yang berbeda. Bentuk komunikasi Diagonal memiliki
beberapa keuntungan, diantaranya adalah
• Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat
ketimbang bentuk komunikasi tradisional.
•Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau
departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Salah satu kelemahannya adalah bahwa komunikasi ini
dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal.
Mengelola Komunikasi Bisnis
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola
komunikasi, yaitu :
1. Penanganan pesan-pesan yang bersifat rutin
Untuk dapat memaksimalkan manfaat dan meminimalkan
biaya, seorang manajer perlu memperhatikan hal berikut ini:
Mengurangi jumlah pesan
Instruksi yang jelas
Mendelegasikan tanggung jawab
Melatih petugas
Penanganan Krisis Komunikasi
Cara penanganan krisis di suatu perusahaan tentu
berbeda dengan perusahaan lain. Namun, munculnya krisis dalam suatu perusahaan
dapat mempunyai pengaruh terhadap masa depan produk maupun reputasi perusahaan
bersangkutan. Dalam kaitannya dengan krisis komunikasi tersebut, ada 2
falsafah dalam komunikasi yaitu:
1. Bersikap diam, tidak mengatakan sesuatu, atau
2. Katakan apa yang terjadi dan segera
Namun, beberapa ahli hubungan masyarakat (public
relation) menyarankan agar perusahaan menangkis rumor yang beredar dalam
masyarakat dengan cara menjelaskan dengan cara apa yang menjadi masalahnya
secara terbuka tanpa ditutup-tutupi kepada public (masyarakat umum) dan
karyawan-karyawannya. Pada saat yang sama, perusahaan harus mencari sumber
masalahnya dan berusaha mengendalikannya. Satu hal yang paling penting dalam
menangani setiap kasus adalah mengusahakan agar pikiran tetap dalam kondisi
tenag, kalem, dan tidak gegabah. Tenang dalam artian bahwa penanganan suatu
kasus perlu pemikiran jernih dan tidak dalam kondisi emosional. Suatu tanggapan
yang rasional akan membantu memberikan inspirasi untuk mempertinggi rasa
percaya diri.
Dalam situasi krisis ekonomi, ada beberapa hal yang
dapat dilakukan seperti :
Siapkan tim yang terampil atau cekatan dalam
penanganan krisis
Usahakan agar manajemen puncak segera bertindak pada
saat krisis terjadi
Ciptakan sebuah pusat informasi sebagai representasi
perusahaan yang dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronik komunikasi
Ceritakan suatu kejadian secara menyeluruh, terbuka,
dan jujur. Jika memang ada yang salah segera mohon maaf
Tunjukkan keseriusahan perusahaan, bukan saja dalam
pernyataan tetapi dalam wujud nyata.
Masalah Komunikasi Dalam Bisnis
Dalam berbisnis, Anda perlu berkomunikasi. Dalam
mengkomunikasikan bisnis, Anda mungkin punya masalah. Ada enam kendala yang
mungkin muncul dalam mengkomunikasikan bisnis Anda. Berikut ini adalah rincian
kendala itu dan cara untuk mengatasinya :
1. Struktur komunikasi yang buruk
Struktur sebuah komunikasi adalah faktor esensial,
yang menentukan baik-buruknya komunikasi bisnis Anda. Tidak penting apakah
audience Anda hanya satu orang atau ribuan orang, struktur komunikasi yang baik
tetaplah yang terbaik di tengah bisingnya lingkungan bisnis dan pemasaran saat
ini. Pesan Anda, tetap harus ‘terdengar’ di tengah riuh-rendahnya semua itu.
Struktur komunikasi yang baik mengikuti pola:
– Pembukaan
– Isi
– Penutup
Kemudian: Umum -> khusus -> umum, atau global
-> detil -> global
2. Penyampaian yang lemah
Tidak terlalu masalah apakah pesan komunikasi Anda
penting atau impresif, jika Anda menyampaikannya tanpa ‘tonjokan’, Anda tidak
bisa meyakinkan orang sesuai yang Anda harapkan. Lebih dari itu, jika
‘tonjokan’ Anda sudah telak pun, tetaplah pesan Anda perlu waktu untuk punya
efek.
Pesan Anda harus bertenaga. Pesan Anda tidak boleh
seperti lawakan yang tidak lucu.
Janganlah Anda campuradukkan antara penyajian dengan
penyajinya. Penyajinya mungkin pemalu, tapi jika pesannya bisa menonjok, maka
audience akan bergantung pada setiap kata yang keluar dari mulutnya. Jadi,
tidak usah ragu tentang siapa diri Anda. Khawatirlah tentang pesan Anda.
‘Menonjok’kah, atau hanya sekedar ‘mengelus-elus’ saja.
3. Penggunaan media yang salah
Tak perlu Anda menyelenggarakan sebuah meeting besar
dengan menghadirkan semua orang dalam organisasi, hanya untuk memberitahukan
bahwa para pegawai kini tidak lagi mendapatkan ballpoint gratis dari kantor.
Memo kecil yang diedarkan sudah lebih dari cukup.
Begitu pula, pilihlah dengan tepat media komunikasi
bisnis Anda. Jika koran, apakah koran lokal atau koran nasional? Jika TV apakah
TV lokal atau TV nasional? Jika majalah, apakah semua majalah atau majalah
bisnis saja? Jika billboard, apakah memang perlu di setiap sudut jalan? Apa yang
menjadi pengecualian, mungkin hanya internet, karena murahnya biaya.
Dalam berpresentasi, jika Anda menggunakan
PowerPoint, apakah memang perlu menjejalinya dengan segala data dan bagan yang
terkait? Apakah itu memang perlu atau bisa dilakukan hanya dengan selembar atau
dua lembar fotokopi?
Jika pesan Anda kompleks, maka berilah ruang lebih
untuk audience agar mereka bisa mencerna pesan Anda dengan lebih leluasa. Di
kamar tidur, di kamar mandi, di restoran, di mobil saat hendak ke kantor,
sambil berlari di treadmill, dan sebagainya. PowerPoint, hanya dilakukan di
ruangan tempat Anda bicara. Waktu audience sempit, dan mereka tidak punya
infocus di kamar mandinya.
Berilah ruang lebih bagi audience agar bisa mencerna
pesan Anda sesuai kecepatan mereka.
4. Pesan yang campur aduk
Jika pesan Anda campur aduk, maka Anda tidak
merengkuh audience, melainkan mengasingkan mereka ke sebuah pulau terpencil di
kutub selatan sana.
Berhati-hatilah Anda dengan dua hal ini:
1. Menggunakan jargon yang mungkin dikenal, tapi
sulit dicerna dan dipahami.
2. Mencoba menghemat waktu dan kertas dengan
menjejalkan lebih dari satu pesan menjadi pesan tunggal.
Contoh 1:
Anda membuat pengumuman tentang pemotongan anggaran
untuk biaya telepon, yang di dalamnya managemen meminta para pegawai untuk
mengambil sikap dan perilaku tertentu, kemudian Anda sekaligus juga mengumumkan
tentang family gathering perusahaan.
Contoh 2:
Anda mengumumkan tentang larangan untuk memberi
hadiah kepada klien, dan pada saat yang sama Anda memberikan PENGECUALIAN untuk
klien baru tertentu yang berpotensi besar bagi perusahaan. Dan Anda, sama
sekali tidak memberi rincian dan pedoman tentang “klien baru berpotensi” itu.
5. Salah
audience
Salah audience, pasti dimulai dari diri Anda
sendiri. Misalnya, Anda memberikan topik A yang menurut Anda sedang hot di
pasaran. Dalam presentasi, Anda menyampaikan berbagai hal yang justru sedikit
sekali hubungannya dengan topik A. Menurut Robert Cialdini, presenter yang
demikian disebut dengan ‘smuggler of influence’. Jika hal demikian memang
disengaja, maka Anda bisa disebut sebagai ‘penjahat presentasi’.
Dalam faktanya, jika pun Anda sudah mati-matian
memilih topik yang menurut Anda tepat, tetaplah Anda berpeluang untuk menuai
audience yang salah. Dan jika kesalahan itu tak tertebus sampai dengan akhir
presentasi Anda, alias audience tidak memperoleh ‘keuntungan substitusi’ dari
presentasi Anda, maka Anda akan disesali oleh audience Anda.
QA Communication pun mengalami hal ini. Topik
workshop yang berjudul “CARA EDAN: LEBIH PERCAYA DIRI BERBICARA KUNCI SUKSES
MEMIMPIN, MENJUAL, DAN BERPRESENTASI”, masih menuai audience yang berharap
bahwa workshop itu adalah tentang teknik presentasi, atau setidaknya mencapai
percaya diri dengan teknik presentasi. Padahal, workshop itu adalah tentang
fenomena booster untuk rasa percaya diri berbicara, yang jauh lebih penting
dari persoalan teknis presentasi semata. Dan padahal, topik itu juga telah
diupayakan agar bisa menuai audience yang netral, yaitu siapapun yang ingin
percaya diri dalam berbicara. Di workshop berikutnya (ParaSpeaking dan
Performance Speaking), barulah mereka akan mendapatkannya. Gitu lho…
Hati-hati juga, jika Anda akan berpresentasi di
sebuah event di mana ada banyak penyaji selain Anda. Anda bisa terpengaruh
untuk ‘melakukan penyesuaian’ di detik-detik terakhir sebelum Anda maju dan
berbicara. Waspadalah karena Anda bisa terjebak pada perubahan yang justru
tidak Anda inginkan. Sekalipun, topik penyaji lain memang lebih menarik menurut
Anda.
Salah audience, bisa menjadi kesia-siaan bagi Anda
dan tentu saja… audience Anda.
Pilihlah audience Anda dahulu, baru pilihlah topik
Anda.
6. Lingkungan
yang menganggu
Lingkungan yang mengganggu jelas kendala komunikasi
bisnis buat Anda. Suara nada sambung handphone saat Anda bicara adalah
contohnya. Apapun bentuknya, gangguan dari lingkungan akan membuat bicara Anda
tidak bisa optimal didengar.
Beberapa hal ini perlu Anda perhatikan:
– Suara Anda tidak terlalu keras
– Banyak audience yang mengobrol saat Anda bicara
– Suara dari luar ruangan, dari jalanan, raungan
sirine dari ambulan, pemadam kebakaran atau polisi
– Suara dari ruangan sebelah
– Bunyi handphone dari kantong audience
– Interupsi
– Sesi bicara yang terlalu menegangkan
– Pikiran audience yang melanglang buana (lihat mata
mereka)
– Slide Anda (atau isinya) terlalu kecil atau
layarnya terlalu jauh
– Terlalu banyak daya tarik dari luar ruangan karena
pintu yang terbuka atau jendela yang tembus pandang
– AC ruangan terlalu dingin atau bahkan tidak
menyala
– Maaf, ada yang kentut di dalam ruangan yang
tertutup
Apapun harus Anda lakukan demi fokusnya audience
Anda. Sebab gangguan lingkungan, bisa membuat presentasi Anda hanya berjarak
selangkah dari ‘nothing’.
CONTOH KASUS
dalam PERUSAHAAN
Pekerja Menuntut
Didalam hubungan komunikasi di suatu lingkungan
kerja atau perusahaan konflik antar individu akan sering terjadi. Konflik yang
sering terjadi biasanya adalah karena masalah komunikasi yang kurang baik.
Sehingga cara mengatasi konflik dalam perusahaan harus benar-benar dipahami
manejemen inti dari perusahaan, untuk meminimalisir dampak yang timbul.
Contoh Kasus:
Kru British Airways Mogok 3 Hari, 1.100 Penerbangan
Akan Dibatalkan
London – Maskapai penerbangan Inggris, British
Airways (BA) dilanda aksi mogok kerja para krunya. Ribuan kru kabin BA hari ini
memulai aksi mogok yang akan berlangsung tiga hari.
Mogok tersebut dilakukan untuk memprotes rencana
pengurangan ongkos operasional BA yang akan berdampak pada gaji pekerja.
Sebelumnya BA berencana menghemat belanja sebanyak
62,5 juta poundsterling untuk mengatasi dampak negatif yang muncul karena
menurunnya penumpang, fluktuasi harga bahan bakar dan persaingan dengan
maskapai lainnya.
Lebih dari 1.000 penerbangan BA akan mengalami
pembatalan selama tiga hari pemogokan tersebut. Mogok kerja ini dilakukan
setelah negosiasi antara pimpinan serikat dagang terbesar Inggris, Unite, Tony
Woodley dengan kepala eksekutif BA Willie Walsh menemui jalan buntu.
“Dengan kekecewaan besar saya harus katakan bahwa
semua negosiasi telah gagal,” kata Woodley kepada wartawan seperti dilansir
kantor berita AFP, Sabtu (20/3/2010).
“Perusahaan ini (BA) tidak ingin bernegosiasi,
perusahaan ini hanya ingin berperang dengan anggota-anggota saya,” imbuh
Woodley.
Total 1.100 penerbangan BA dari sekitar 1.950
penerbangan yang dijadwalkan selama aksi mogok ini akan dibatalkan.
BA bertekad untuk tetap menerbangkan setidaknya 60
persen penumpang dengan mengandalkan para staf yang tidak ikut mogok. BA juga
akan menggunakan 22 pesawat dengan pilot dan kru dari delapan maskapai Eropa
lainnya. (sumber: detik.com)
Penjelasan Kasus:
Permasalahan atau konflik yang terjadi antara
karyawan atau karyawati dengan atasan dalam masalah komunikasi harus di
antisipasi dengan baik dan dengan sistem yang terstruktur. Karena jika masalah
komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi kemungkinan akan terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo.
Dari kasus tersebut, dapat dilakukan beberapa hal
untuk mengurangi masalah komunikasi dalam berbisnis, diantaranya:
1.
Membentuk suatu sistem informasi yang terstruktur agar tidak terjadi
kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumuman atau
pengumuman melalui loudspeaker.
2.
Membuat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancar dan
harmonis. Misalnya, dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi melalui
rapat rutin akan mengurangi masalah di lapangan.
3. Beri
pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan
memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan
meminimalkan masalah dalam hal komunikasi.
Jika masalah komunikasi dapat di antisipasi dengan
cara seperti diatas maka akan berkurangnya kekeliruan dalam berkomunikasi dan
dapat menjalankan suatu kegiatan dengan baik.
- http://alkurniasari.blogspot.co.id/2015/03/contoh-kasus-komunikasi-bisnis-dalam.html/
- http://www.definisi-pengertian.com/2015/08/pengertian-komunikasi-definisi-menurut-ahli.html/
- http://kampuskomunikasi.blogspot.co.id/2008/04/cakupanruang-lingkup-komunikasi.html/
- http://www.astalog.com/5852/unsur-unsur-komunikasi.html/
- http://dipisolo.tripod.com/content/silabus/kombis.html/
- http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=25288/
- http://rhestisyahdania.blogspot.co.id/2012/03/tujuan-komunikasi-bisnis.html
- https://taniakharismaya.wordpress.com/2015/04/26/mengelola-komunikasi-bisnis/
- https://doilami.wordpress.com/artikel/enam-kendala-komunikasi-bisnis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar