KEWIRAUSAHAAN
Disusun Oleh :
1. Elfi Widya
Haryanti (NPM : 53214490)
2. Rizky Amelia
Putri (NPM : 59214670)
3. Vivianti Ayu
Rizky (NPM : 5C214105)
Kelas : 2DF01
D3 BISNIS &
KEWIRAUSAHAAN
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN KEUANGAN
1. Pengertian dan
Konsep Seorang Wirausaha
1.1 Pengertian Wirausaha
Wirausaha
berasal dari bahasa Perancis yaitu enterprenew
yang berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu
belum memngetahui berapa harga barang itu akan dijual. Ada beberapa pengertian
wirausaha menurut beberapa pandangan diantaranya adalah :
a. Menurut pandangan seorang Businessman
“Wirausaha adalah ancaman,
pesaing baru atau juga bisa seorang partner, pemasok, konsumen atau seorang
yang bisa diajak bekerjasama.”
b. Menurut pandangan seorang Ekonom
“Wirausaha adalah seseorang
atau sekelompok orang yang mengorganisasi faktor-faktor produksi, alam, tenaga,
modal, dan skill untuk tujuan produksi.”
c. Menurut pandangan seorang Psikolog
“Wirausaha adalah seorang
yang memiliki dorongan dari dalam untuk mencapai suatu tujuan, suka mengadakan
eksperimen atau menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.”
d. Menurut pandangan seorang pemodal
“Wirausaha seseorang yang
menciptakan kesejahteraan buat orang lain yang menemukan cara-cara untuk
menggunakan resources, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang
disenangi masyarakat.”
e. Menurut pandangan Gede Prama
“Wirausaha adalah orang-orang
yang berani memaksa dirinya untuk menjadi pelayan bagi orang lain.”
1.2 Manfaat Wirausaha
a.
Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran
b.
Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun, tetapi tidak melupakan
perintah
agama
c.
Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, ekonomis,tidak
berfoya-foya
dan tidak boros
d.
Menjadi contoh bagi anggota masyarakat sebagai pribadi unggul yang patut
diteladani
e.
Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai dengan
kemampuannya
1.3 Keuntungan dan Kelemahan Berwirausaha
a.
Keuntungan berwirausaha diantaranya :
1. Terbuka peluang untuk memperoleh peluang
manfaat dan keuntungan secara maksimal
2. Terbuka peluang untuk memperlihatkan
potensi wirausaha secara penuh
3. Terbuka peluang untuk membantu
masyarakat di dalam usaha
4. Terbuka peluang untuk
mencapai tujuan usaha yang dikehendaki
b.
Kelemahan berwirausaha diantaranya :
1. Bekerja keras dan waktunya sangat
panjang
2. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti
dan resiko yang sangat besar
3. Tanggung jawabnya sangat besar
1.4 Karakteristik Wirausaha
Karakteristik
adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak, perilaku, tabiat/sikap seseorang
terhadap perjuangan hidup untuk mencapai tujuan lahir batin. Karakteristik
wirausaha biasanya dapat dilihat pada waktu mereka berkomunikasi untuk
mengumpulkan suatu informasi atau pada waktu menjalin hubungan dengan para
relasi bisnisnya.
Karakteristik
yang perlu dimiliki seorang wirausaha, antara lain adalah :
1. Disiplin
2. Komitmen tinggi
3. Jujur
4. Kreatif dan inovatif
5. Mandiri dan realistis
Selain hal-hal
diatas, masih ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki seorang
wirausaha, yaitu :
1.Berani menghadapi
resiko
Richard
Cantillon, orang yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke-18,
mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung resiko. Wirausaha
dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melainkan
perhitungan yang matang.
2. Selalu mencari
peluang
Esensi
kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan
dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap
mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut.
3. Memiliki jiwa
kepemimpinan
Kepemimpinan
sangat dibutuhkan oleh seorang wirausaha untuk memimpin anak-anak buahnya atau
pegawainya. Seseorang tidak akan bisa menjadi seorang wirausaha bila ia tidak
bisa memimpin, baik memimpin diri sendiri maupun memimpin orang lain.
4. Berorientasi ke masa
depan
Seorang
wirausaha haruslah mempunyai visi ke depan apa yang ia hendak lakukan. Sebuah usaha bukan didirikan hanya untuk sementara, tetapi untuk
selamanya. Oleh sebab itu seorang wirausaha akan menyusun perencanaan
(planning) dan strategi yang matang agar jelas langkah-langkah yang akan
dilaksanakan.
2.
Pengertian dan Konsep Karakter Wirausaha di Indonesia dan di Mancanegara
2.1 Karakteristik Pribadi Wirausaha
Sifat
kepribadian wirausaha dipelajari guna mengetahui karakteristik perorangan
yang membedakan seorang wirausaha dan
bukan wirausaha. David McCleland mengindikasikan ada korelasi positif antara
tingkah laku orang yang memiliki motif prestasi tinggi dengan tingkah laku
wirausaha.
Karakteristik orang-orang yang mempunyai motif prestasi
tinggi adalah:
1. Memilih resiko “moderate” Dalam tindakannya dia memilih
melakukan sesuatu yang ada tantangannya, namun dengan cukup kemungkinan untuk
berhasil.
2. Mengambil tanggung jawab pribadi atas
perbuatan-perbuatan. Artinya kecil sekali kecenderungan untuk mencari “kambing
hitam” atas kegagalan atau kesalahan yang dilakukannya.
3. Mencari umpan balik (feed back) tentang perbuatan-perbuatannya.
4. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru.
Upaya untuk mengungkapkan karakteristik utama wirausaha juga
dilakukan oleh para ahli dengan menggunakan teori letak kendali (locus of
control) yang dikemukakan oleh J.B. Rotter. Teori letak kendali menggambarkan
bagaimana meletakkan sebab dari suatu kejadian dalam hidupnya. Apakah sebab
kejadian tersebut oleh faktor dalam dirinya dan dalam lingkup kendalinya atau
faktor diluar kendalinya.
Dua kategori letak kendali menurut Rotter yaitu:
- Internal
Orang yang beranggapan bahwa dirinya mempunyai kendali atas
apa yang akan dicapainya. Karakteristik ini sejalan dengan karakteristik
wirausaha seperti lebih cepat mau menerima pembaharuan (inovasi).
- Eksternal
Orang yang beranggapan keberhasilan tidak semata tergantung
pada usaha seseorang, melainkan juga oleh keberuntungan, nasib, atau
ketergantungan pada pihak lain, karena adanya kekuatan besar disekeliling
seseorang.
2.2 Perkembangan Wirausaha di
Indonesia
"Jumlah
wirausaha di Indonesia masih perlu digenjot karena dianggap masih sangat rendah
sehingga tidak dapat mendukung tumbuhnya perekonomian di Indonesia," kata
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarifuddin Hasan saat berkunjung di
Sulawesi Barat, Sabtu (26/2/2011).
Ia mengatakan, Pemerintah Indonesia menyadari bahwa dalam
kegiatan Kewirausahaan di Indonesia akan meningkatkan efesiensi ekonomi.
Melihat perbandingan jumlah wirausaha di negara maju dengan jumlah wirausaha di
Indonesia, maka wajar jika ekonomi di Indonesia juga masih melambat.
Oleh karena itu, ia mengatakan, Pemerintah Indonesia sedang
berfokus meningkatkan jumlah wirausaha agar dapat berperan dalam mendukung
ekonomi negara agar lebih maju pada masa mendatang. "Generasi muda di
semua daerah harus mengembangkan sektor kewirausahaan dengan mendorong mereka
menjadi pengusaha dan mendapat dukungan pemerintah,"katanya. Ia
mengatakan, masyarakat di Indonesia harus diubah agar tidak lagi menjadi
pencari kerja, tetapi menyediakan lapangan kerja melalui kreasi dan kreativitas
yang bermanfaat bagi ekonomi negara. Menurut dia, pemerintah juga akan
mendukung program pengembangan kewirausahaan dengan memberikan bantuan modal
kepada pelaku usaha, seperti kredit usaha rakyat melalui perbankan.
2.3 Perkembangan Wirausaha di Luar
Negeri
Berbeda
dengan keadaan Indonesia, jumlah wirausaha di luar negeri, seperti Amerika
Serikat yang merupakan negara maju di dunia, mencapai sekitar 11 persen. Jumlah
wirausaha di Singapura juga tinggi, mencapai 7 persen, dan di Malaysia mencapai
5 persen.
Hal ini
dikarenakan kewirausahaan sesuai dengan keinginan gaya hidup orang Amerika yang
menyukai kebebasan dan kemandirian yaitu ingin bebas memilih tempat mereka
tinggal dan jam kerja yang mereka sukai. Meskipun keamanan keuangan tetap
merupakan sasaran penting bagi hampir semua wirausahawan, tetapi banyak
prioritas lain seperti lebih banyak waktu untuk keluarga dan teman, lebih
banyak waktu senggang dan lebih besar kemampuan mengendalikan stress hubungan
dengan kerja. Di luar negeri banyak universitas mempunyai suatu program khusus
dalammempelajari bidang kewirausahaan, sehingga ada suatu embrio young
entrepreneur. Peranan perguruan tinggi hanya sekedar menjadi fasilitator dalam
memotivasi, mengarahkan dan penyedia sarana prasarana dalam mempersiapkan
sarjana yang mempunyai motivasi kuat,keberanian, kemampuan serta karakter
pendukung dalam mendirikan bisnis baru.
Peranan
perguruan tinggi dalam memotivasi sarjananya menjadi wirausahawan muda
sangatlah penting. Hal ini dilihat dari beberapa pembahasan bidang
kewirausahaan yang telah dikemukakan diatas. Masalahnya adalah bagaimana pihak
perguruan tinggi mampu melakukan peranannya dengan benar dan mampu menghasilkan
sarjana yang siap berwirausaha. Peranan pihak perguruan tinggi dalam
menyediakan suatu wadah yang memberikan kesempatan memulai usaha sejak masa
kuliah sangatlah penting, sesuai dengan pendapat Thomas Zimmerer bahwa memulai
bisnis, bisa pada saat masa kuliah berjalan, akan tetapi yang lebih penting
adalah bagaimana peranan perguruang tinggi dalam hal memotivasi mahasiswanya
untuk tergabung dalam wadah tersebut. Karena tanpa memberikan gambaran secara
jelas apa saja manfaat berwirausaha, maka besar kemungkinan para mahasiswa
tidak ada yang termotivasi untuk memperdalam keterampilan berbisnisnya. Oleh
karena itu, pihak perguruan tinggi juga perlu mengetahui faktor yang paling
dominan memotivasi mahasiswa dalam berwirausaha. Hasil penelitian mengatakan
bahwa ada 3 faktor paling dominan dalam memotivasi sarjana menjadi wirausahawan
yaitu faktor kesempatan, faktor kebebasan, faktor kepuasan hidup. Ketiga faktor
itulah yang membuat mereka menjadi wirausahawan.
Sedangkan
di Indonesia, jika dibandingkan, kurikulum kewirausahaan di perguruan tinggi
Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan universitas-universitas terkemuka
di Kanada, Amerika, dan Jepang. Di Jepang, misalnya, hasil kreasi mahasiswa
tentang suatu produk dikembangkan dan didorong oleh penyelenggara perguruan
tinggi dengan menghubungkannya pada lembaga keuangan (modal ventura) serta pasar
yang akan menerima produk tersebut. Di Indonesia sebetulnya banyak mahasiswa
yang menghasilkan inovasi baru, tapi sayangnya inovasi tersebut tidak berlanjut
menjadi suatu produk atau jasa yang dapat dipasarkan dengan baik. Ini suatu
indikasi belum adanya integrated link serta belum adanya jiwa dan semangat
entrepreneurship pada penyelenggara perguruan tinggi.
3.
Kondisi Wirausaha di Masyarakat
3.1 Kondisi Wirausaha di Indonesia
Indonesia
memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil yaitu 6 % pertahun. Saat ini rasio
kewirausahaan di indonesia adalah sebesar 1,56 % atau sejumlah 3744 juta
wirausahawan. Peningkatan ini terjadi setelah Gerakan Kewirausahaan Nasional
(GKN) diluncurkan pada 2 februari 2011. Tingkat implementasi keberhasilan
pelatihan wirausahawan baru 20 % dari 5.000 orang peserta pelatihan yang
dilakukan pemerintah dan swasta sepanjang 2010.
Kegiatan
wirausaha selama 2005-2009 memberi konstribusi 43,5 %. 44,3 % dari total
permintaan tenaga kerja , yang berkembang fluktuatif dan meningkat rata-rata 2,9
% dalam periode tersebut. Kesempatan kerja dari total permintaan tenaga kerja,
termasuk wirausaha sebesar 87,9% sampai dengan 93,4%. Ingin mencapai standar
minimum 2 %, maka Indonesia setidaknya masih membutuhkan sekitar 4,2 juta
entrepreneur baru.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar